ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
PENDAHULUAN
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi
yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta
perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga
merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai
kondisi ekonomi dan prestasi manajemen.
Analisa
rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan
laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang
sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis
rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon
investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.
ISI
Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering
dipergunakan yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (Leverage), dan Rasio
Rentabilitas.
a. Ratio
Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan Ratio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian
financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek (short time
debt) Menurut Van Horne: ”Sistem Pembelanjaan yang baik Current ratio harus
berada pada batas 200% dan Quick Ratio berada pada 100%”. Adapun yang tergabung
dalam rasio ini adalah :
· Current
Ratio ( Rasio Lancar)
· Quick
Ratio ( Rasio Cepat )
· Cash
Ratio ( Rasio Lambat)
b. Ratio
Solvabilitas
Rasio ini disebut
juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh
pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio
ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai
oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi
pinjaman (Bank). Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
· Total
Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
· Total
Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)
-
Long Term Debt to Equity Ratio
c. Ratio
Rentabilitas
Rasio ini disebut
juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas
suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. Adapun yang tergabung ke dalam ratio ini
yaitu:
· Gross
Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
· Net
Profit Margin (Margin Laba Bersih)
· Earning
Power of Total investment
· Return
on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
1.
Rasio Likuiditas
Current
Ratio yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva
lancar. Rasio ini paling sering digunakan untuk mengukur kemampuan membayar
hutang jangka pendek total, karena mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur
jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas
dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut
(Murti, 2011).
-Current
Rasio = Aktiva Lancar : Utang Lancar
(2012) = 6 8.639.956 : 7 4.602.903
= 0,920
-Current
Rasio = 58.252.342 : 63.550.433
(2011) = 0,917
2.
Rasio Solvabilitas
Total
Debt to Equity Ratio adalah ratio yang menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan
yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal
sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.
-Total
Debt to Equity Ratio = Utang : Jumlah Modal Sendiri
(2012) = 390.106.094 : 150.599.670
= 2,59
-Total
Debt to Equity Ratio = 321.769.767 : 146.012.836
(2011) = 2.20
-Total
Debt to Total Capital Assets = Utang : Aktiva
(2012) = 390.106.094 : 540.705.764
= 0,721
-Total Debt to Total Capital Assets = 321.769.767 :
467.782.603
(2011) =
0,688
-Long
Term Debt to Equity Ratio = Utang Jangka Panjang : Modal Sendiri
(2012) = 315.503.191
: 150.599.670
= 2,095
-Long
Term Debt to Equity Ratio = 258.219.334 : 146.012.836
(2011)
= 1,768
3.
Rasio Rentabilitas
ROA
merupakan salah satu bentuk rasio rentabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional
perusahaan Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang diperoleh
dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah
investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan tersebut.
- Return of
Assets atau Earning Power of Total investment (2012)
= Laba Setelah Pajak : Aktiva
= 3.205.524 : 540.705.764
= 0,005 = 0.5 %
-
Return of Assets atau Earning Power of Total investment (2011)
= 5.426.115 :
467.782.603
= 0,011 = 1.1 %
Analisis
1.
Hasil
perhitungan Current Ratio 0,920 pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2011
hanya 0,917. Tahun 2012 Kemampuan perusahaan untu membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar, setiap utang lancar Rp 1 dijamin oleh aktiva
lancar Rp 0,92. Ini berarti meningkat daripada tahun sebelumnya. Semakin tinggi
current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek.
2. Hasil
perhitungan DER pada tahun 2012 adalah 2,59 dan pada tahun 2011 adalah 2,20.
DER yang terlalu tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat.
3. Perhitungan
ROA 0,005 untuk tahun 2012 dan 0,011 untuk tahun 2011. Artinya, pada tahun 2011
perusahaan berada pada zona aman. Karena, menurut surat ketetapan BI
No.23/67/KEP/DIR nilai batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada
dibawah 1% maka perusahaan berada di zona tidak aman. Sedangkan pada tahun 2012
perusahaan tidak aman disebabkan Laba sebelum pajak yg menurun.
KESIMPULAN
Perusahaan dalam kondisi
yang cukup baik. Dapat diliahat dari perhitungan Analisis Laporan Keuangan
antara tahun 2012 dan 2011. Namun perusahaan terlalu ketergantungan dengan
permodalan dari pihak luar sehingga menyebabkan beban perusahaan bertambah
besar.
Pustaka