Nama : Risma Ferda Fathir
Kelas : 1EB20
NPM : 26212471
Langkanya Bahan Pangan (Beras) di
Indonesia
Pendahuluan
Indonesia
adalah negeri yang diberi karunia sangat besar oleh sang Pencipta. Kekayaan
alam yang melimpah merupakan salahsatu aset yang tak ternilai harganya. Oleh
karena itulah Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris. Di negeri inilah lahan
tersubur serta cocok untuk ditanami berbagai macam tanaman yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan.
Dengan
kondisi tanah yang subur dan iklim yang baik seharusnya dapat menjamin
ketersediaan pangan yang cukup untuk semua warga negaranya. Namun pada
kenyataannya kekayaan alam yang melimpah di negeri Agraris ini belum dapat
menjamin keseahteraan dan kemerataan di Indonesia. Langkanya bahan pangan
(Beras) adalah salah satu masalah serius yang menimpa kondisi ekonomi Indonesia.
Isi
Masalah
utama yang menyebabkan terjadinya kelangkaan pangan adalah ketergantungan
bangsa kita terhadap padi (beras). Konsumsi beras per kapita masyarakat
Indonesia pada tahun 2004 adalah 136 kg, di tahun 2010 meningkat menjadi 139 kg
dan terbesar di dunia. Besarnya konsumsi beras masyarakat Indonesia per kapita
per tahun menyebabkan setiap tahunnya pemerintah harus mengimpor beras untuk
memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia.
Laju pertambahan penduduk di
Indonesia yang tidak seimbang juga menjadi penyebab kelangkaan beras dengan
luas lahan yang semakin menyempit membuat masyarakat dilanda kekhawatiran akan
kekurangan pangan. Artinya, ada pertambahan penduduk pemakan nasi sekitar tiga
juta jiwa lebih per tahun. Kekhawatiran ini juga menimpa para petani yang tak
jarang mengalami gagal panen akibat serangan hama dan cuaca tak menentu.
Kegagalan panen berimbas pada kelangkaan dan meningkatnya harga jual beras.
Disamping
faktor tanah, produktivitas pertanian sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air
dan berbagai unsur iklim. Namun dalam kenyataannya, iklim/cuaca sering
seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi. Hal tersebut disebabkan kurang
selarasnya sistem usaha tani dengan iklim akibat kurang mampunya kita dalam
memahami karakteristik dan menduga iklim, sehingga upaya antisipasi resiko dan
sifat ekstrimnya tidak dapat dilakukan dengan baik. Akibatnya, sering tingkat
hasil dan mutu produksi pertanian yang diperoleh kurang memuaskan dan bahkan
gagal sama sekali.
Sesuai dengan karakteristik dan
kompleksnya faktor iklim, maka kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dalam memodifikasi dan mengendalikan iklim sangat terbatas. Oleh sebab itu
pendekatan yang paling efektif untuk memanfaatkan sumber daya iklim adalah
menyesuaikan sistem usahatani dan paket teknologinya dengan kondisi iklim
setempat. Penyesuaian tersebut harus didasarkan pada pemahaman terhadap
karakteristik dan sifat iklim secara baik melalui analisis dan interpretasi
data iklim. Mutu hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan
oleh metode analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan
mutu data. Iklim yang tidak mendukung dapat mengakibatkan kelangkaan beras di
Indonesia.
Selain itu
Penimbunan beras bukanlah hal yang asing di Indonesia. Biasanya penimbunan
dilakukan ketika Regulasi yang mengatur penimbunan komoditas pangan masih lemah
dan pemerintah juga akan kesulitan melakukan identifikasi pelanggaran. Bila
para pedagang yang memiliki gudang dengan kapasitas besar membuat alasan bahwa
beras yang mereka timbun adalah sebagai konsekuensi komitmen penyediaan stok
beras karena sudah terikat kontrak-kontrak distribusi. Penimbunan beras ini
juga merupakan salah satu faktor terjadinya kelangkaan beras di Indonesia.
Untuk mengatasi penimbunan
beras, aparat kepolisian harus melakukan operasi ke gudang pedagang atau
pengusaha beras yang diindikasikan menimbun. Jika ada indikasi kuat menimbun,
pelaku bisa diproses secara hukum. Bulog juga diminta memaksimalkan pembelian
gabah dan beras dari petani, agar daya serap hasil panen lebih optimal.
Tidak hanya
itu, pada saat musim kemarau pemerintah dan masyarakat biasanya dihadapkan pada
kelangkaan beras di pasar. Sebab sawah yang biasa berproduksi menggunakan
irigasi teknis kekurangan pasokan air dan mengering. Akibatnya volume panen
gabah kering berkurang, maka dampaknya kelangkaan beras di pasar kemungkinan
terjadi. Kelangkaan beras tersebut sebenarnya tidak usah terjadi seandainya PT
Bulog dapat bekerja dengan baik. Tugas berat PT Bulog ini di antaranya tetap tersedianya
beras sepanjang waktu dalam upaya swasembada pangan dan ketahanan pangan. PT
Bulog menyimpan beras dalam bentuk gudang untuk jangka waktu yang lama.
Masyarakat dan pemerintah akan merasa tenang dan nyaman apabila stok beras
memadai untuk masa panen berikutnya.
Penutup
Banyak
faktor yang menyebabkan kelangkaan beras di Negara Agraris kita ini,dengan
pembahasan di atas terdapat berbagai cara mengatasi kelangkaan beras, yaitu
mengatasi beras dengan makanan lainnya, memasak beras secukupnya saja, pengurangan
impor beras, pendistribusian beras yang merata ke setiap daerah, penyediaan
bibit unggul beras yang harganya terjangkau untuk petani, pemberian pupuk yang
harganya terjangkau untuk petani, memberikan pinjaman modal untuk petani untuk
meningkatkan produksi berasnya, membeli beras petani dengan harga yang pantas,
agar petani tidak rugi, sehingga petani dan menyelesaikan permsalahan
penimbunan beras.
Daftar Pustaka
-http://www.scribd.com/doc/97407868/Makalah-kelangkaan-pangan-di-Indonesia
-http://ilearningbydoing.wordpress.com/2011/03/15/upaya-mengatasi-situasi-kelangkaan-
pangan-dengan-meanfaatkan-kearifan-lokal/
-http://obrolanekonomi.blogspot.com/2012/12/beberapa-masalah-ekonomi-di-indonesia.html
0 komentar:
Posting Komentar