KELOMPOK BISNIS
-DWI LILLAH 22212290
-FIFI LATIFAH 22212931
-REGITA SHANDRA N 26212088
-RISMA FERDA FATHIR 26212471
-SHERLI DIAH AYU L 26212979
TUGAS MINGGU 2
1)
Buatlah dengan 1 contoh usaha atau
perusahaan nyata universal tentang tujuan dari perusahaan!
Tujuan
PT. ASKES (Persero)
Turut
melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi
dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang asuransi sosial
melalui penyelenggaraan asuransi/jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya, dan
masyarakat lainnya, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk
menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, guna meningkatkan
nilai manfaat bagi peserta dan nilai Perseroan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
2)
Jelaskan tentang pendekatan bisnis
dengan menggunakan contoh perusahaan yang nyata!
Pendekatan
bisnis PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk
STRATEGI MANAJEMEN PADA ELEMEN MARKETING MIX (4P)
1. PRODUCT
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard
memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan
yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa
dan bawang goreng. Indomie jug tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram (Anonim,2008). Indomie
memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu berusaha memenuhi
keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk
Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie regional (mie dengan variasi rasa sesuai
dengan masakan
tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo.
tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo.
2.
PRICE
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus
atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah
dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar
Rp. 900,- ( Anonim, 2008).
3.
PLACES
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia,
menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara
agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai
suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki
outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat
melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com).
Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan
warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie
goreng sebagai menu utama)
4. PROMOTION
·
Tagline : Indomie Seleraku
·
Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
·
Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle”
untuk pelajar SMA, acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada
24 April 2008.
·
Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema
Indomie untuk setiap Burjo di Yogyakarta)
Indomie untuk setiap Burjo di Yogyakarta)
Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi
mature,
sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian Indomie masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa Indomie masih exsist, dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi promosinya. Indomie sempat direbut pasarnya oleh Mie Sedaap (muncul tahun 2003) sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai sebagian besar pasar. Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan pesaing yang cukup kuat, Indomie mulai “bangkit dari tidur panjangnya”, Indomie mulai gencar beriklan lagi. Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa, maupun non artis seperti remaja/pelajar. Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia masih menjadi mie instan nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara ”Indomie Jingle Dare” untuk para pelajar SMA
yang bertujuan untuk lebih memodernisasi Jingle-nya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan brand awareness remaja/pelajar mengenai produk Indomie. Indomie melihat
remaja/pelajar sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indomie mulai memberikan semacam ”edukasi” mengenai Indomie. Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.
sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian Indomie masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa Indomie masih exsist, dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi promosinya. Indomie sempat direbut pasarnya oleh Mie Sedaap (muncul tahun 2003) sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai sebagian besar pasar. Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan pesaing yang cukup kuat, Indomie mulai “bangkit dari tidur panjangnya”, Indomie mulai gencar beriklan lagi. Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa, maupun non artis seperti remaja/pelajar. Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia masih menjadi mie instan nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara ”Indomie Jingle Dare” untuk para pelajar SMA
yang bertujuan untuk lebih memodernisasi Jingle-nya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan brand awareness remaja/pelajar mengenai produk Indomie. Indomie melihat
remaja/pelajar sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indomie mulai memberikan semacam ”edukasi” mengenai Indomie. Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.
3) Jelaskan dengan menggunakan 1
perusahaan nyata dan universal tentang pengaruh lingkungan intern dan ekstern!
A. Faktor Eksternal
1. Dampak
Krisis Moneter yang Lalu
Yamaha
Indonesia sempat berada pada titik kritis pada masa krisis. Bahkan pada yahun
1999 keputusan untuk tutup nyaris dilakukan, karena saat itu Yamaha hanya
sanggup menjual tidak lebih dari 74.000 unit motor. Jika diibaratkan, kondisi
Yamaha Indonesia saat itu berada pada kondisi hidup dan mati.Ada beberapa
strategi yang diterapkan oleh Yamaha untuk menghadapi krisis moneter pada tahun
1997-1998 yang lalu agar tetap dapat eksis dalam persaingan industri kendaraan
motor beroda dua di Indonesia, antara lain:
1) Menerapkan strategi cash flow
management, yaitu dengan cara menggenjot ekspor Yamaha ke luar negeri untuk
mengimbangi program efisiensi di internal.
2) Tetap menjaga eksistensi
Yamaha melalui cara selective strategy dalam marketing campaign yang
dilakukannya dan menjaga kehidupan para dealer Yamaha dengan cara menaikkan
keuntungan dua kali lipat untuk tiap unit produk Yamaha yang terjual oleh dealer.
2. Masa
Pasca Krisis Moneter
Untuk menghadapi krisis,
Yamaha meluncurkan strategi dengan cara melakukan konsolidasi internal dan
secara perlahan membangun pasar. Ketika krisis sudah bisa dilewati oleh Yamaha,
maka pada tahun 2002, Yamaha melakukan reformasi. Mulai dari posisi no action
menjadi action kembali. Hal tersebut didukung oleh Yamaha Jepang yang siap
memberikan komitmennya kembali. Ada empat strategi yang diterapkan oleh Yamaha
Indonesia ketika itu, antara lain:
1) Pengembangan Produk
2) Komunikasi
3) Customer Management
4) Brand Management
1) Pengembangan Produk
2) Komunikasi
3) Customer Management
4) Brand Management
3. Pengaruh
Krisis Global
Krisis
ekonomi global menjadi faktor yang melemahkan penjualan sepeda motor di
Indonesia. Hal ini diakibatkan oleh komponen sepeda motor yang masih diimpor
telah membuat harga motor terdongkrak 5%-10%. Pada saat yang sama, lembaga
kredit tidak lagi mengucurkan pinjaman bagi konsumen, padahal daya beli
konsumen juga turut menurun. Pada kondisi ini, salah satu strategi yang
dilakukan oleh Yamaha adalah dengan melakukan pendekatan kepada pihak leasing
untuk tetap mengucurkan kredit dengan alasan bahwa kredit yang dilakukan oleh
konsumen dalam melakukan transaksi adalah kredit riil, bukan kredit semu
seperti sub-prime mortgage yang bermasalah di Amerika Serikat.
4.
Pasar Bebas ASEAN dan Globalisasi
Gempuran
produk-produk dalam dan luar negeri di masa mendatang tentunya akan semakin
banyak, mempertimbangkan bahwa pasar kendaraan motor beroda dua di Indonesia
sangat potensial karena Indonesia merupakan salah satu negera dengan jumlah
populasi penduduk terbanyak di dunia. Hal ini sudah terbukti dari banyaknya
produk motor beroda dua buatan Cina yang masuk ke dalam pasar Indonesia. Belum
lama ini, produk motor beroda dua asal Jerman juka ikut ambil bagian dalam
industri ini. Tidak mau ketinggalan,
produk dalam negeri mulai mengincar pasar ini dengan target segmen konsumen
yang berbeda, yaitu motor listrik yang tidak memerlukan bahan bakar minyak.
Tentunya semakin ramai suatu industri akan membuat gairah industri tersebut
semakin menggeliat.
5.
Keterbatasan Bahan Bakar Minyak
Dunia dan Indonesia
Adanya
ancaman yang akan timbul karena keterbatasan bahan bakar minyak bersamaan
dengan ditetapkannya kebijakan pemerintah pada tahun 2004 yang lalu, tentang
pelarangan penggunaan mesin 2-tak, maka Yamaha mulai beralih dan berfokus pada
mesin 4-tak dan mesin matik. Strategi ini didukung dengan strategi komunikasi
pada berbagai media pemasaran dengan tujuan menyadarkan masyarakat bahwa
konsumsi bahan bakar minyak pada produk Yamaha hanya satu sendok lebih banyak
dari sepeda motor kompetitor. Takaran yang hanya “satu sendok lebih banyak”
tersebut dibayarkan dengan tingkat teknologi yang menyebabkan sepeda motor
Yamaha memiliki kecepatan yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan pada
pesaingnya.
6. Keadaan dan Perubahan Teknologi
Tuntutan
persaingan menyebabkan setiap pemain dalam industri kendaraan motor beroda dua
untuk mengembangkan teknologi baru untuk memberikan suatu keunggulan kompetitif
bagi perusahaan. Teknologi yang berubah menjadi sebuah kunci bagi perusahaan
untuk mendeferensiasikan produknya dibandingkan dengan para pesaing lainnya
bagi konsumen.
7.
Pertumbuhan Ekonomi yang Akan Datang
Ancaman krisis global yang
melanda dunia dan bangsa Indonesia saat ini tentunya akan mempengaruhi harga
barang, tingkat pendapatan, serta kondisi perekonomian mendatang. Hal tersebut
memaksa Yamaha untuk mampu melakukan perencanaan strategis, mencari terobosan
dan melakukan inovasi secara terus menerus dalam merumuskan berbagai usaha dan
strategi untuk menciptakan ketertarikan konsumen terhadap produk yang
ditawarkan dalam pasar. Pada
kondisi seperti ini, Yamaha melakukan perluasan pabrik di Karawang, Jawa Barat.
Hal ini dilakukan karena adanya optimisme Yamaha bahwa selalu ada peluang
dibalik terjadinya krisis. Hal tersebut mengacu pada analisa bahwa pemakai
kendaraan roda dua akan terus meningkat karena semakin macetnya jalanan di
kota-kota besar, semakin maraknya isu global warming, serta terus meningkatnya
populasi penduduk di Indonesia yang berarti bahwa jumlah konsumen potensial
semakin bertambah. Yamaha ingin melakukan maintenance kuantitas yang ada karena
brand Yamaha yang semakin kuat. Hal tersebut terbukti dengan adanya jumlah
indent yang cukup besar di tahun 2008 akibat dari kekurangan kapasitas
dalam memenuhi permintaan konsumen.
8.
Kebijakan Pemerintah
Pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan sebuah kebijakan yang melarang penggunaan mesin
2-tak untuk sepeda motor yang dikeluarkan pada tahun 2004 lalu. Sebelumnya,
Yamaha mulai dikenal sebagai perusahaan spesialisasi motor 2-tak, salah satunya
yang menjadi legenda adalah Yamaha King. Berfokus pada kecepatan kendaraan
menyebabkan Yamaha terus berfokus pada mesin 2-tak.
Namun, adanya larangan tersebut menyababkan Yamaha kemudian merumuskan strategi untuk mengeluarkan varian produk-produk dengan mesin 4-tak tanpa mengurangi esensi dari kecepatan yang menjadi nilai diferensiasi Yamaha.
Namun, adanya larangan tersebut menyababkan Yamaha kemudian merumuskan strategi untuk mengeluarkan varian produk-produk dengan mesin 4-tak tanpa mengurangi esensi dari kecepatan yang menjadi nilai diferensiasi Yamaha.
B. Faktor Internal.
Pada tahap
analisa internal, seorang stakeholder diharuskan mengenali kelemahan dan
kelebihan perusahaan sehingga mampu dimanfaatkan menjadi modal untuk memajukan
perusahaan. Faktor internal
yang menjadi alasan perusahaan melakukan strategi pemasaran, yaitu :
·
Kekuatan (Strenght)
1.
Market share tinggi (45,73% dari total market share
indonesia)
2.
Jaringan services yang luas (1.300 dealer YSS di
seluruh indonesia)
3.
SDM yang memiliki standar keahlian
·
Kelemahan (Weakness)
1. Terganggunya persediaan karena gangguan
distribusi suku cadang dari Jepang setelah tsunami
2. Distribusi
di beberapa daerah Indonesia yang kurang maksimal
3. Banyak
YSS yang belum memenuhi SOP yang telah ditetapkan
0 komentar:
Posting Komentar