Nama : RismaFerdaFathir
Kelas : 1EB20
NPM : 26212471
Era
Industri Gelombang
Ke-4 = Era IndustriEkonomiKreatif
PENDAHULUAN
Alvin
Toffler (1980) dalam teorinya membagi gelombang peradaban ekonomi kedalam beberapa gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri.
Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang
merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.
Berawal di Inggris, ekonomi atau industry kreatif kini banyak di adopsi negara-negara berkembang termasuk
Indonesia. Dengan komposisi jumlah penduduk usia muda sekitar 43 persen, Indonesia memiliki basis sumber daya manusia cukup banyak bagi pengembangan ekonomi kreatif. Industri kreatif memang lahir dari generasi muda. Awalnya dimotori oleh Tony
Blair pada tahun 1990. Saat itu ia tengah menjadi calon perdana menteri Inggris. Era 1990-an, kota-kota di Inggris mengalami penurunan produktivitas karena beralihnya pusat-pusat industry dan manufaktur ke negara-negara berkembang.
Negara berkembang menjadi pilihan karena menawarkan bahan baku, harga produksi dan jasa yang
lebih murah. Menanggapi kondis iitu, Tony Blair dan New Labour Party mendirikan
National Endowment for Science and the Art (NESTA) yang bertujuan untuk mendanai pengembangan bakat-bakat muda di
Inggris.
ISI
ISI
Di Indonesia,
EkonomiKreatif mulai terdengar saat pemerintah mencari cara untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi pasar Internasional.
Pemerintah melalui Departemen Perdaganan yang bekerjasama dengan Departemen Perindustrian dan kementerian Koperasidan
Usaha Kecil Menengah (UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia
Design Power 2006 2010 yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia menjadi produk yang
dapat diterima di pasar internasional namun tetap memiliki karakter bangsa.
Tempat-tempat dan kota-kota yang
mampu menciptakan produk-produk baru inovatif dan tercepat akan menjadi pemenang di era ekonomi kreatif. Kita dapat melihat bagaimana perkembangan kota Solo
dengan WisataKuliner, Pasar Seni/Barang Antik dan pertunjukan Seni berbasis Budaya, Kota
Bandung dengan distro atau factory outletnya, Kota Jember dengan Jember Fashion Festivalnya atau
bagaimana Kota Bangkok mengemas potensi wisata Chao Praya River.
Mengingat peran ekonomi kreatif yang
semakin meningkat bagi perekonomian suatu wilayah, utamanya terhadap pengembangan ekonomi berbasis UKM,
maka tidaklah berlebihan bila
semakin banyak kota yang menjadikan ekonomi kreatif sebagai ujung tombak dan katalisator pengembangan ekonomi daerahnya.
PENUTUP
PENUTUP
Untuk menjadi pemenang di tengahpersaingan yang semakin ketat, menurut Florida (The
Rise of Creative Class), kota-kota, daerah, dan provinsi harus lebih menumbuhkan
"iklim orang-orang." Yang dimotori oleh kaum muda, dengan
semangat inovasi dan kreatifitas, mampu berperan layaknya Midas Touch,
memoles sesuatu yang “biasa” menjadi “luarbiasa”.
Dalam upaya merangsang pertumbuhan dan mempromosikan industri kreatif, pemerintah mengadakan program-program berskala besar seperti
:
- Peluncuran Studi Pemetaan Kontribusi Industri Kreatif Indonesia pada ajang Trade Expo Indonesia
- Pencanangan Tahun Indonesia Kreatif tahun 2009
- Pekan Produk Kreatif 2009
- Pameran Ekonomi Kreatif
http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/
http://www.setkab.go.id/artikel-6693-.html
http://www.setkab.go.id/artikel-6693-.html
0 komentar:
Posting Komentar